Suka Duka Seorang Linuxer

Awal cerita

Sejak kali pertama menggunakan Linux (Linuxer alias Linux User) kalau tidak salah 2006, banyak hal yang saya lewati bersama Linux, dimulai dari Linux rasa mode teks , karena Distro Linux yang saya install gagal masuk ke mode GUI, yang akhirnya saya install ulang dengan Mandriva Linux, lumayan lama menggunakan Distro ini, masih belajar jadi masih dual boot dengan Windows Xp, sempat kehilangan data karena salah mempartisi hard disk, jadinya semalaman begadang untuk memperbaikinya.

Pengalaman pertama saya menggunakan Linux ketika teman-teman di kampus membicarakan sistem operasi ini, saya mulai penasaran dan kebetulan saat itu ada mata kuliah Sistem Operasi, di lab komputer sudah terinstall Ubuntu untuk versinya saya lupa, yang jelas Ubuntu-nya masih jadul dengan Desktop Gnome didalamnya. Perkenalan pertama dengan Linux membuat saya jatuh hati, apalagi waktu itu dosen membahas tentang CLI (Command Line Interface), yang menurut saya sangat baru, maklum saya bukan pengguna DOS, jadi CLI di Linux terasa asing. Saya mulai mencari informasi baik dari Internet (Warnet) bahkan buku, saya membeli buku dan berlangganan majalah Info Linux, dari majalah ini saya banyak mengetahui tentang Linux dan mempunyai banyak koleksi CD dan DVD Distro Linux, beberapa kali ganti distro hanya karena penasaran dengan distro baru, saat itu BlankOn Lontara baru saja dirilis, saya sangat penasaran dan ingin mencobanya, setelah saya install tampilannya sangat wah...menurut saya saat itu, tema dominan berwarna cokelat, dengan wallpaper ala Indonesia, bahasanya pun menggunakan Bahasa Indonesia, yang menurut saya menjadi lucu yang ujung-ujungnya saya harus menyesuaikan lagi, maklum dari mulai mengenal Windows 98 bahasa untuk dekstop-nya menggunakan Bahasa Inggris, pas nemu Bahasa Indonesia jadi agak kelabakan (perlu belajar lagi istilah IT dalam Bahasa Indonesia).

Itu mungkin sedikit cerita mengenai pengalaman saya selama menggunakan Linux, berlanjut kepada inti cerita yaitu suka duka menjadi seorang Linuxer:

Dukanya

  1. Pernah kehilangan data karena salah partisi
  2. Ini pengalaman yang tak terlupakan, begitu pentingnya ketelitian dan perencanaan yang matang, karena pada saat itu saya terlalu terburu-buru tanpa melihat tutorial tentang instalasi Linux, berujung pada hilangya semua data di hard disk.
  3. Kesulitan mencari driver hardware
  4. Ketika sebuah hardware tidak terdeteksi, sangat sulit untuk menginstall driver-nya, berbeda dengan Windows yang sudah didukung oleh banyak vendor atau perusahaan yang memproduksi hardware, di Linux masih sangat minim, apalagi saat itu saya tidak mempunyai koneksi Internet.
  5. Kesulitan install dan update aplikasi karena koneksi Internet yang minim
  6. Masalahnya tidak jauh berbeda dengan point diatas, minimnya akses Internet membuat saya kesulitan untuk melakukan instalasi aplikasi tambahan dan mengupdate sistem Linux.
  7. Harus belajar lagi
  8. Karena baru bermigrasi jadi saya harus belajar lagi dari awal, dimulai dari bagaimana menginstall, mengenal aplikasi tambahan seperti OpenOffice Writer untuk mengetik, yang pada saat itu masih terasa asing bagi saya.
  9. Kesulitan dalam menyesuaikan aplikasi
  10. Rutinitas saat mengerjakan tugas, seperti membuat makalah secara berkelompok, saya harus pinter-pinter menyesuaikan aplikasi yang dapat diakses oleh teman saya yang masih menggunakan Windows, awalnya sich kesulitan namun sedikit demi sedikit masalah tersebut dapat diatasi.

Sukanya

  1. Tidak tergantung pada aplikasi bajakan
  2. Saya jadi tidak tergantung pada aplikasi bajakan, di Linux banyak sekali aplikasi yang dapat saya download dan saya install secara gratis, cukup bermodalkan file repo atau akses Internet.
  3. Mempunyai teman baru
  4. Saat saya menjadi Linuxer, banyak mendapatkan teman baru sesama pengguna Linux juga, yang akhirnya kami saling berbagi pengalaman, biasanya di forum dan sesekali kopdar.
  5. Mempunyai pengalaman yang berbeda
  6. Menjadi Linuxer, berarti mempunyai pengalaman baru yang berbeda, dimulai dari instalasi aplikasi, menggunakan desktop yang beragam juga rasa penasaran dengan kehadiran distro baru, yang bikin jantung berdebar-debar.
  7. Dapat berekplorasi
  8. Menjadi Linuxer, berarti lebih banyak berekplorasi mengenai Linux, mengganti tema desktop, mengginstall driver atau aplikasi dari source code, bahkan mengganti kernel Linux.
  9. Belajar mengenal sistem
  10. Inilah yang menjadi perbedaan mendasar dari Linuxer, belajar mengenal sistem, begitu Linux mengalami error, seperti hardware tidak terdeteksi, tampilan nge-blank atau bahkan nge-hang, biasanya seorang Linuxer tidak menyerah mereka langsung bertanya di forum, mencoba tutorial, walaupun ujung-ujungnya ganti distro, tapi setidaknya ada usaha untuk mempelajari sistem.
Mungkin diantara pembaca mempunyai pengalaman yang hampir mirip dengan saya. Silahkan berkomentar.
Insan Sutejo
Insan Sutejo Mencoba menulis untuk mengingat dan berbagi pengalaman

Tidak ada komentar untuk "Suka Duka Seorang Linuxer"