Liburan Akhir Tahun 2019

Alhamdulillah akhir tahun ini saya bisa ambil cuti, lumayan seminggu, liburan ini saya pulang kampung ke Sukabumi, ajak keluarga kecil saya untuk mengunjungi tempat kelahiran. Sebenarnya pulang kampung tahun ini sekalian membayar pajak motor dan anak saya mau disunat di sana. Jadi kloplah liburannya dapet urusan saya juga dapat diselesaikan, menyelam sambil minum susu..eh salah minum air.
Perjalanan  kali ini lumayan lancar, namun karena menggunakan sepeda motor jadi sering berhenti, pegel bro. Setelah melewati perjalanan yang lumayan lama akhirnya sampai juga di kampung. Alhamdulillah keluarga di Sukabumi sehat semua.

Rumah yang ditinggalkan

Karena tugas di Jakarta  sehingga harus meninggalkan rumah ditambah jarang pulang, sebenarnya sayang rumah menjadi kosong, saya selalu berharap dapat pindah tugas ke Sukabumi jadi rumah ini bisa ditempati.
Saya pernah meminta adik saya untuk menempati rumah saya, namun dia belum tertarik, masih kuliah dan jarang pulang juga walaupun ia kuliah di Sukabumi.

Anakku yang ceria

Anak saya (Alif) sangat menikmati liburan kali ini, mulai dari jalan-jalan keliling kampung, ngasih makan ternak dan enaknya makan bareng keluarga besar. Saya mengajak anak dan isteri saya untuk mengunjungi kakek saya, kakek buyut. Setelah sekian lama kami tidak bertemu, kakek saya sangat kaget melihat pertumbuhan si Alif yang begitu cepat , memang anak saya lebih besar (bongsor) badannya dibandingkan dengan anak seusianya. Obrolan kami hanya membahas keadaan kakek saya yang ternyata sedang sakit, sekali-kali pandangan kakek tertuju kepada Alif yang selalu bertanya banyak hal. Saya sangat bersyukur diberikan anak yang cerdas.

Akhirnya disunat juga

Besok paginya si Alif pun disunat, kami berangkat setelah subuh, karena menurut mantri sunat, lebih bagus kalau disunat itu pagi-pagi, entahlah ya udahlah saya ikuti aja, dari jam 4 pagi, si Alif sudah saya bangunkan, walaupun dia baru 3 tahun tapi semangatnya untuk disunat meluluhkan hati saya, saya dan isteri sebenarnya tidak tega karena ia masih kecil, tapi momen ini kami anggap sebagai pilihan anak saya, walaupun saya yakin kalau si Alif tidak tahu apa itu disunat. Setelah persiapan selesai termasuk membawa sarung, akhirnya kami berangkat dan ternyata di tempat manteri sunat sudah banyak orang yang mengantri, untunglah si Alif kebagian antrian kedua, jadi tidak lama menunggu. Setelah dipanggil ia pun digendong oleh perawat menuju ke ruangan sunat, kami tidak ikut ke dalam, karena memang tidak boleh. Setelah menunggu sambil berdoa, sekitar 10 menit si Alif pun keluar, matanya sedikit berkaca-kaca, sakit sudah pasti pikirku dan akhirnya saya pun menggendong dia keluar ruangan untuk di bawa ke mobil, ketika menuju mobil dia menangis sangat kencang, saya pun kaget, apa dia merasa trauma atau saking sakitnya, ternyata setelah dia nangis sambil ngomong, dia bercerita kalau dia malu tidak pakai celana, memang sich waktu keluar tadi banyak orang yang melihat, saya tidak menyangka kalau anak sekecil itu bisa malu karena tidak pakai celana, akhirnya dia pun pakai sarung dan sudah tangisnya pun berhenti. Hampir 2 hari dia tidak lepas sarung, berjalan agak mengangkang dan cuma ketika mandi hanya dilap saja, baru hari ketiga si Alif sudah bisa pakai celana, Alhamdulillah lukanya sudah kering dan untunglah anaknya tidak rewel hanya saja mobilitasnya agak terganggu. Setelah melewati tiga hari paska sunat, tidurnya sudah mulai guling sana sini, itu pertanda baik, kalau dia sudah tidak merasa sakit lagi, karena waktu hari pertama disunat, tidurnya hanya telentang saja. Kami pun melaksanakan acara syukuran karena si Alif telah berhasil disunat dengan aman dan selamat.

Liburan hampir berakhir

Liburan kali ini tidak terasa sudah mau berakhir, saya sebenarnya masih betah di kampung tetapi tugas pekerjaan memanggil dan tanggal 02 Januari 2020 harus sudah masuk kantor, tanggal 31 Desember 2019, kami pun balik ke perantauan. Banyak hal yang berubah di kampung saya, seperti rumah penduduk yang terus bertambah, namun ada juga yang tidak berubah yaitu akses jalan kesana masih tetap saja jelek. Saya bersyukur karena walaupun jalanannya kurang bagus tapi lancar, suasananya sepi, sejuk dan terpenting kami sekeluarga selamat sampai tujuan.